Hijriyah adalah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke
Madinah untuk mencari perubahan. Sedangkan Hijrah berasal dari Bahasa. Arab
yaitu, هِجْرَة hijriah yang artinya meninggalkan,
menjauhkan diri, dan berpindah tempat. Dalam konteks islam, hijrah memiliki
arti kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para
sahabat-sahabatnya dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan
menegakkan risalah, berupa akidah dan syari’at islam.
Dikatakan
sebagaimana orang yang berhijrah itulah orang-orang yang beriman, seperti yang
dijelaskan didalam arti surah (Al An’fal 8: 74) “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah
serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman
dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah
orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat)
yang mulia.”
Setiap
Tahun, kita selalu merayakan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram dengan suka cita,
setiap tahun pun kita selalu mengenang kembali masa-masa awal disaat Rasulullah
SAW berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Momentum Hijriah ini kita harus
senantiasa berusaha menjadi hamba Allah SWT yang taat akan perintahnya dan
mengintropeksi diri dengan semua apa yang telah kita perbuat.
Hirjah
sendiri dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada zaman itu disebabkan
karena kota Mekkah mendapatkan berbagai ujian dan cobaan yang tiada
henti-hentinya. Maka dari itu Nabi
Muhammad saw pun berhijrah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi
demi mempertahankan dan menegakkan risalah islam dari orang-orang kafir.
Dalam berhijrah
kita harus memenuhi 2 syarat, yaitu Pertama Ada sesuatu yang ditinggalkan dan
Kedua Ada sesuatu yang dituju (tujuan). Mengapa kita harus memenuhi dua syarat
tersebut?? Agar kita dapat memaknai arti dari makna hijrah itu sendiri dan
dapat pula bermanfaat untuk diri kita.
Dalam sejarah Tahun
Hijriyah ditetapkan pertamakali oleh Khalifah Umar Bin Khatab ra. Bagi kita
Umat Islam, hijrah adalah perubahan. Perubahan yang pertama dan terpenting
adalah perubahan dari kebodohan menuju ilmu atau pengetahuan. Karena kebodohan
sama dengan buta dan ilmu sejajar dengan melihat. Kebodohan seperti kegelapan
sedangkan ilmu adalah cahaya yang terang. Kebodohan adalah terik yang membakar,
dan ilmu adalah keteduhan yang melindungi. Bodoh adalah kematian, ilmu adalah
kehidupan. Perubahan yang Kedua adalah hijrah dari syirik menuju ikhlas atau
tauhid. Hijrah dari yang serba haram menuju yang halal. Hijrah dari perpecahan
menuju persatuan.
Dalam kehidupan
sekarang kita juga diwajibkan untuk berhijrah mencari perubahan, baik itu
perubahan kehidupan, ekonomi, sosial, agama, pendidikan dan sebagainya. Seperti
seorang anak pulau yang sukses setelah ia melakukan hijrah ke pulau yang lain. Dan
untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Karena orang-orang yang tidak
melakukan hijrah atau perpindahan, jarang sekali yang sukses melebihi orang
yang berhijrah. Makanya banyak pendatang-pendatang yang berhijrah dari
kampungnya ke kota untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi.
Allah SWT
menjadikan momentum hijrah ini sebagai salah satu pilar utama penegakan Islam.
Karena, hijrah adalah sannatullah dalam kehidupan para Nabi dan Rasul, seperti
Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad SAW. Dengan berhijrah,
mereka bisa menegakkan agama Allah. Dengan berhijrah mereka juga menyelamatkan
pengikutnya dari system Jahiliyah dan penindasan yang dilakukan penguasa zhalim
terhadap mereka.
Seorang Sarjana
Barat, bernama L. Stoddart mengatakan peristiwa hijrah seolah mengubah padang
pasir Timur Tengah menjadi mesiu yang disulut dari Madinah dan meledakkan
Jazirah Arab seluruhnya. Namun, sebagaimana dijelaskan Ahzami Samiun Jazuli
dalam Hijrah dalam pandangan Al Quran, secara global, tujuan hijrah adalah
senantiasa meninggalkan segala yang dilarang Allah dengan berpindah untuk
melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya menuju jalan kebajikan dan
kemaslahatan.
Hikmah yang dapat
kita ambil dari momentum hijriah ini,
a. 1. Senantiasa mengingat waktu
Dengan pergantian
tahun baru pada hakikatnya adalah momentum untuk mengingatkan manusia tentang
pentingnya waktu. Seperti yang dikatakan oleh Imam Syahid Hasan Al Banna, “
siapa yang mengetahui arti waktu berarti mengetahui arti kehidupan. Sebab,
waktu adalah kehidupan itu sendiri. “
b. 2. Memahami pentingnya peningkatan diri
Orang yang sukses
senantiasa mengingat dan memperhitungkan apakah hari ini telah dilewati dengan
mendapatkan prestasi yang lebih baik dari kemarin atau tidak.dengan begitu
seorang muslim akan terus meningkatkan dirinya untuk terus menambah
keberuntungan hidupnya agar tidak tertipu waktu apalagi celaka.
c. 3. Merealisasikan makna hijrah dalam
kehidupan sehari-hari
Hijrah berarti
berpindah atau meninggalkan. Oleh karena itu kita harus merealisasikan makna
dari momentum hijriah ini didalam diri kita.
Maka dari itu, kita
jadikan Tahun Baru Islam ini sebagai ruang untuk bermuhasabah, intropeksi atas
segala yang telah kita lakukan ditahun-tahun sebelumnya sebagai teguran dalam
menapaki tahun yang akan datang.
“ Barang siapa yang
hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung, dan barang
siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi, dan
barang siapa hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka. “
Kesimpulannya adalah Hisablah (lakukan
perthitungan atas) dirimu sebelum dihisab oleh Allah, dan lakukanlah kalkulasi
amal baik dan amal buruk sebelum Allah memberikan kalkulasi amal atas dirimu.
Semoga kita menjadi muhajirin yang berhijrah untuk mencapai perubahan dan
tujuan yang di ridhai Allah SWT. Amin….
0 komentar:
Posting Komentar