Senin, 05 Maret 2012

JANGAN KHIANATI AMANAH

Diposting oleh Nisull (Annisa Rahma) di 04.26 1 komentar
JANGAN KHIANATI AMANAH, maksudnya adalah janganlah kita mendustakan kepercayaan yang telah diberikan kepada kita.
Kata diatas ditegaskan kembali dalam QS. Al Anfaal [8]: 27 yang artinya,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."
(QS. Al-Anfaal [8]: 27)

Amanah adalah kata yang sering disangkutpautkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar'i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah Swt : 

"Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum diantara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil." 
(QS. An Nisa: 58)

Ayat diatas menegaskan bahwa amanah tidak selalu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama manusia secara baik juga adalah amanah.
Allah berfirman :

"Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi,dan gunung-gunung. Namun Mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi amat bodoh"
(QS. Al Azhab : 72)
Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran. Sabda Rasulullah saw,
"Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji."
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah saw, sebagai salah satu ciri datangnya Kiamat.

Dalam Al Qur'an, Allah Swt bukan saja memberikan pahala yang besar, apabila kita dapat melaksanakan dan memenuhi amanah, tetapi juga memperingatkan kita dengan azab, apabila kita tidak menepatinya. Karena itu kita harus berupaya agar termasuk orang yang dapat menepati janji.

Macam-macam Amanah :
  • Pertama, amanah fitrah. Dalam fitrah terdapat sebuah amanah. Allah menjadikan fitrah manusia senatiasa cenderung kepada tauhid,kebenaran,dan kebaikan. Karenanya, fitrah selaras betul dengan aturan Allah berlaku di alam semesta.

  • Kedua, amanah taklif syar'i (amanah yang diembankan oleh syari'at). Allah Swt telah menjadikan ketaatan terhadap syariatnya sebagai batu ujian kehambaan seseorang kepada-Nya. Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan faraidh (kewajiban-kewajiban), maka janganlah kalian mengabaikannya; menentukan batasan-batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya; dan mendiamkan beberapa hal karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karena lupa.'' (HR. Shahih)

  • Ketiga, amanah menjadi bukti keindahan Islam. Setiap muslim mendapat amanah untuk menampilkan kabaikan dam kebenaran Islam dalam dirinya. Rasulullah saw bersabda,
"Barang siapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun" 
(HR. Shahih)

  • Keempat, amanah dakwah. Selain melaksanakan ajaran islam, seorang muslim memikul amanah untuk mendakwahkan (menyeru) manusia kepada islam itu. Seorang muslim bukanlah orang merasa puas dengan keshalihan dirinya sendiri. Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada segenap manusia. 
  • Kelima, amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi. Tujuannya agar manusia tunduk hanya kepada Allah Swt dalam segala aspek kehidupannya.
  • Keenam, amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama). Untuk dapat menunaikan kewajiban, seorang muslim haruslah memahami islam. 

    Tiga Golongan Manusia dalam menunaikan amanah, yaitu
    1. Munafik, menyia-nyiakan amanah secara batin meskipun secara lahirnya terlihat menunaikan amanah.
    2. Musyrik, menyia-nyiakan amanah secara lahir dan batin.
    3. Mukmin, menjaga amanah Allah Swt secara lahir dan batin.

    Lawan Amanah adalah Khianat yaitu meninggalkan dan menyembunyikan yang hak dan yang seharusnya disampaikan. Dan ini termasuk karakter utama orang munafik sebagaimana di dalam hadits yang mashyur, Nabi Saw bersabda, 
    "Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari, dan jika dipercaya berkhianat"
    naudzubillah minzalik, semoga kita tidak termasuk dalam orang yang seperti itu. Amin.....

    Sebab Khianat menurut sebagian Ulama adalah ta'thiil faraaidh ad din (menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban agama), mengabaikan hukum-hukumya dan mengambil sunnah-sunahnya, dan menyia-nyiakan hak-hak orang lain. (Tafsir Al Munir,Prof Dr Wahbah,dan Az Zuhaili)

    Berikut macam-macam dari Khianat :
    1.  Khianat terhadap hak-hak Allah Swt, yang paling besar adalah kufur dan syirik kemudian setelah itu disusul dengan fusuq (kefasikan) dan ishyan (kemaksiatan). Tauhid, shalat, puasa, zakat, ruku, sujud, mandi janabah, adalah contoh amanat seorang hamba di hadapan Allah Swt, yang harus ditunaikan dengan benar dan tidak boleh dikhianati.
    2.  Khianat terhadap hak-hak Rasulullah Saw, yaitu dengan meremehkan sunah-sunah dan pengajarannya, ghuluw (berlebihan) di dalam mengagungkan beliau, meninggalkan sunnah dan melakukan bid'ah atau membuat hal-hal baru di dalam agama padahal tidak pernah diajarkan oleh beliau saw.
    3.  Khianat terhadap hak-hak sesama manusia, seperti khianat didalam harta, kehormatan atau nasihat terhadap mereka .Amanah terhadap sesama manusia amat banyak, diantaranya adalah amanat anak, orang tua, suami-isrti, tetangga,dan lain-lain.

    Semoga Allah Swt menolong kita semua untuk dapat melaksanakan Amanah dalam kehidupan ini dan terhidar dari sifat Khianat. Amin yarabal alamin.....
    :)



     

    Dream, Believe, and Make It Happen!!! Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos